Recent post
Archive for September 2017
Proyeksi peta
Proyeksi peta adalah teknik yang digunakan untuk menggambarkan keseluruhan permukaan tiga dimensi yang secara kasaran berbentuk bola ke permukaan datar dua dimensi dengan distorsi sesedikit mungkin. Dalam proyeksi peta diupayakan sistem yang memberikan hubungan antara posisi titik-titik di muka bumi dan di peta,Beberapa jenis proyeksi yang umum adalah silinder/tabung (cylindrical), kerucut (conical), bidang datar (zenithal) dan gubahan (arbitrarry
jenis-jenis proyeksi yang sering kita jumpai sehari-hari adalah proyeksi gubahan, yaitu proyeksi yang diperoleh melalui perhitungan. Jenis proyeksi yang sering di gunakan di indonesia adalah WGS-84 (World Geodetic System) dan UTM (Universal Transverse Mercator)
WGS-84 (World Geodetic System) adalah ellipsoid terbaik untuk keseluruhan geoid. Penyimpangan terbesar antara geoid dengan ellipsoid WGS-84 adalah 60 m di atas dan 100 m di bawah-nya. Bila ukuran sumbu panjang ellipsoid WGS-84 adalah 6 378 137 m dengan kegepengan 1/298.257, maka rasio penyimpangan terbesar ini adalah 1 / 100 000. Indonesia, seperti halnya negara lainnya, menggunakan ukuran ellipsoid ini untuk pengukuran dan pemetaan di Indonesia.
Proyeksi UTM merupakan proyeksi Peta yang banyak di pilih dan di gunakan dalam kegiatan pemetaan di Indonesia karena di nilai memenuhi syarat2 ideal yang sesuai dengan bentuk, letak dan luas Indonesia. Spesifikasi UTM antara lain adalah (1) menggunakan bidang silender yang memotong bola bumi pada dua meridian standart yang mempunyai faktor skala k=1, (2) Lebar zone 6° dihitung dari 180° BB dengan nomor zone 1 hingga ke 180° BT dengan nomor zone 60. Tiap zone mempunyai meridian tengah sendiri, (3) setiap zone memiliki meridian tengah sendiri dengan faktor perbesaran = 0.9996, (4) Batas paralel tepi atas dan tepi bawah adalah 84° LU dan 80° LS dan (5) proyeksinya bersifat konform. Menurut Frans (iagi.net) UTM menggunakan silinder yg membungkus ellipsoid dengan kedudukan sumbu silindernya tegak lurus sumbu tegak ellipsoid (sumbu perputaran bumi), sehingga garis singgung ellipsoid dan silinder merupakan garis yg berhimpit dengan garis bujur pada ellipsoid. Akibatnya, titik2 pada garis tersebut terletak pada kedua bidang, sehingga posisinya walaupun dipindahkan (diproyeksikan), dari ellipsoid ke silinder, tidak akan mengalami perubahan (distorsi).
Universal Transverse Mercator(UTM) merupakan Metode grid berbasis yang dapat menentukan lokasi di permukaan bumi yang merupakan gambaran aplikasi dari 2 dimensi.

Sumber:
www.navigasi.net, http://www.e-dukasi.net, milist IAGI, http://ft.uns.ac.id, http://rovicky.wordpress.com/
https://yunitafauzia.wordpress.com/2012/09/21/pengertian-utm-universal-transverse-mercator/
Data Spasial dan Data Atribut
Data Spasial adalah kumpulan data yang terorganisasi untuk melayani berbagai aplikasi pada saat bersamaan dengan melakukan penyimpanan dan pengolahan data komponen keruangan dalam arti mempunyai informasi letak baik terhadap garis bujur maupun garis lintang, sehingga garis tersebut nampak di satu lokasi.
a) Bentuk raster disajikan dalam bentuk bujur sangkar atau sistem grid. Grid pada komputer disebut sel atau piksel. Setiap sel mempunyai koordinat dan informasi. Koordinat titik merupakan titik perpotongan antara garis bujur dan garis lintang di permukaan bumi.
b) Bentuk vektor disajikan dalam bentuk sistem koordinat. Data ini terdiri atas unsur titik, garis, dan poligon. Poligon adalah serangkaian garis yang berhubungan dan kedua ujungnya bertemu sehingga menjadi bentuk tertutup. Dapat dijelaskan bahwa titik awal dan titik akhir poligon memiliki nilai koordinat yang sama atau poligon tertutup sempurna.
Data Atribut
Data atribut adalah data yang ada pada keruangan atau lokasi. Atribut menjelaskan suatu informasi. Contoh: hutan, sawah, ladang, dan kota. Data atribut dapat berupa kualitatif (contoh: kekuatan pohon), dan kuantitatif (contoh: jumlah pohon).
Data yang sudah dianalisis oleh SIG akan memberikan informasi pada pengguna data sehingga dapat dipakai sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Keluaran SIG dapat berupa peta cetakan (hard copy), rekaman soft copy dan tayangan (display).
Dengan SIG, setiap orang dapat membuat peta dan kemudian mengubah atau memodifikasinya dengan cepat kapan saja. Di samping itu, pengguna SIG juga dapat memproses ulang pembuatan peta dengan tingkat ketelitian tinggi kapan saja sebagaicontoh dalam pembuatan peta Amerika Selatan berdasarkan berbagai informasi atau tema yang tersedia.
Souce:
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1088/1/RUSDI-FST.PDF
https://skepticalinquirer.wordpress.com/2015/01/22/sistem-informasi-geografis-sig/
Sistem Informasi Geografis Pemetaan Wilayah Persebaran Pembangunan Fisik Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Sistem Informasi Geografis yang telah dirancang dan diproduksi dalam penelitian ini, diharapkan dapat membantu persebaran pembangunan fisik PNPM yang berada di Kecamatan Semin.
Selanjutnya, menganalisis persyaratan sistem, perangkat lunak yang digunakan dalam membangun aplikasi ini adalah PHP (Pear Hypertext Prepocessor) sebagai bahasa pemograman, MySQL sebagai database server, dan metode yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah dan pengumpulan data melalui wawancara serta data sebelumnya yang telah terarsipkan berupa file,ini mempermudah masyarakat karena program ini dapat menampilkan lokasi dimana pembangunan berlangsung, sumber dana pembangunan, tapi sistem ini juga punya banyak masalah contohnya Pemetaan pembangunan fisik PNPM di Kecamatan semin belum terorganisir dalam SIG.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menghasilkan sistem informasi tentang pembangunan fisik PNPM di Kecamatan Semin berbasis Web menggunakan SIG.
2. Uji coba Sistem Informasi Geografis yang telah dibuat kepada User.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.upy.ac.id/741/1/Dokumen%201.pdf_hlm.%20sampul%2C%20abstrak%2C%20persetujuan...hingga%20Daftar%20Isi%20dan%20BAB%20I.pdf