Recent post
BAPELITBANGDA Kota Manado
Disana kita di pelihatkan pengembangan GIS di manado,yang di jelaskan oleh kepala badan BAPELITBANGDA yaitu ibu Dr. Liny Tambayong, beliau menjelaskan cara2 membuat manado jauh lebih baik.
Selain itu kami juga mengunjungi tempat Cerdas Command Center (C3) di sana mereka menjelaskan sebuah aplikasi yaitu aplikasi SmartLight tapi belum sempurna aplikasi ini di gunakan untuk mengaktifkan lampu dari jarak yang jauh, di bawah ini foto2 di ruang C3
Review Daerah Masing-Masing
Ini hasil dari tahun 2015 yang di lihat lewat google earth
Di muka rumah pertama di sana terdapat tempat menjualan pulsa
dang di sebelah rumah adalah sebuah warnet serta tempat rumah makan bakso di
dekat rumah saya juga ada patung salib berwarna biru dan terdapat tempat asrama
tentara
Ini adalah hasil pada tahun 2017 di rumah di lihat di google
earth
Sekarang di muka rumah saya yang dulunya tempat jual pulsa
telah menjadi alfamidi dan di sebelah rumah saya yang dulu warnet menjadi
bengkel serta terdapat took salon dan ojek namun salib biru di sebelah rumah
masih ada
Review tentang Aplikasi Webgis (search google)
Review
di dalam
aplikasi ini merupakan SIG yang berbasis WEB yang ada di batam ada fitur yang
memperlihatkan district dan sub district yang berada di daerah – daerah
tertentu sehingga kita bisa melihat
dengan jelas masing – masing district yang berada di batam berserta jarak –
jarak district
Proyeksi peta
Proyeksi peta adalah teknik yang digunakan untuk menggambarkan keseluruhan permukaan tiga dimensi yang secara kasaran berbentuk bola ke permukaan datar dua dimensi dengan distorsi sesedikit mungkin. Dalam proyeksi peta diupayakan sistem yang memberikan hubungan antara posisi titik-titik di muka bumi dan di peta,Beberapa jenis proyeksi yang umum adalah silinder/tabung (cylindrical), kerucut (conical), bidang datar (zenithal) dan gubahan (arbitrarry
jenis-jenis proyeksi yang sering kita jumpai sehari-hari adalah proyeksi gubahan, yaitu proyeksi yang diperoleh melalui perhitungan. Jenis proyeksi yang sering di gunakan di indonesia adalah WGS-84 (World Geodetic System) dan UTM (Universal Transverse Mercator)
WGS-84 (World Geodetic System) adalah ellipsoid terbaik untuk keseluruhan geoid. Penyimpangan terbesar antara geoid dengan ellipsoid WGS-84 adalah 60 m di atas dan 100 m di bawah-nya. Bila ukuran sumbu panjang ellipsoid WGS-84 adalah 6 378 137 m dengan kegepengan 1/298.257, maka rasio penyimpangan terbesar ini adalah 1 / 100 000. Indonesia, seperti halnya negara lainnya, menggunakan ukuran ellipsoid ini untuk pengukuran dan pemetaan di Indonesia.
Proyeksi UTM merupakan proyeksi Peta yang banyak di pilih dan di gunakan dalam kegiatan pemetaan di Indonesia karena di nilai memenuhi syarat2 ideal yang sesuai dengan bentuk, letak dan luas Indonesia. Spesifikasi UTM antara lain adalah (1) menggunakan bidang silender yang memotong bola bumi pada dua meridian standart yang mempunyai faktor skala k=1, (2) Lebar zone 6° dihitung dari 180° BB dengan nomor zone 1 hingga ke 180° BT dengan nomor zone 60. Tiap zone mempunyai meridian tengah sendiri, (3) setiap zone memiliki meridian tengah sendiri dengan faktor perbesaran = 0.9996, (4) Batas paralel tepi atas dan tepi bawah adalah 84° LU dan 80° LS dan (5) proyeksinya bersifat konform. Menurut Frans (iagi.net) UTM menggunakan silinder yg membungkus ellipsoid dengan kedudukan sumbu silindernya tegak lurus sumbu tegak ellipsoid (sumbu perputaran bumi), sehingga garis singgung ellipsoid dan silinder merupakan garis yg berhimpit dengan garis bujur pada ellipsoid. Akibatnya, titik2 pada garis tersebut terletak pada kedua bidang, sehingga posisinya walaupun dipindahkan (diproyeksikan), dari ellipsoid ke silinder, tidak akan mengalami perubahan (distorsi).
Universal Transverse Mercator(UTM) merupakan Metode grid berbasis yang dapat menentukan lokasi di permukaan bumi yang merupakan gambaran aplikasi dari 2 dimensi.

Sumber:
www.navigasi.net, http://www.e-dukasi.net, milist IAGI, http://ft.uns.ac.id, http://rovicky.wordpress.com/
https://yunitafauzia.wordpress.com/2012/09/21/pengertian-utm-universal-transverse-mercator/
Data Spasial dan Data Atribut
Data Spasial adalah kumpulan data yang terorganisasi untuk melayani berbagai aplikasi pada saat bersamaan dengan melakukan penyimpanan dan pengolahan data komponen keruangan dalam arti mempunyai informasi letak baik terhadap garis bujur maupun garis lintang, sehingga garis tersebut nampak di satu lokasi.
a) Bentuk raster disajikan dalam bentuk bujur sangkar atau sistem grid. Grid pada komputer disebut sel atau piksel. Setiap sel mempunyai koordinat dan informasi. Koordinat titik merupakan titik perpotongan antara garis bujur dan garis lintang di permukaan bumi.
b) Bentuk vektor disajikan dalam bentuk sistem koordinat. Data ini terdiri atas unsur titik, garis, dan poligon. Poligon adalah serangkaian garis yang berhubungan dan kedua ujungnya bertemu sehingga menjadi bentuk tertutup. Dapat dijelaskan bahwa titik awal dan titik akhir poligon memiliki nilai koordinat yang sama atau poligon tertutup sempurna.
Data Atribut
Data atribut adalah data yang ada pada keruangan atau lokasi. Atribut menjelaskan suatu informasi. Contoh: hutan, sawah, ladang, dan kota. Data atribut dapat berupa kualitatif (contoh: kekuatan pohon), dan kuantitatif (contoh: jumlah pohon).
Data yang sudah dianalisis oleh SIG akan memberikan informasi pada pengguna data sehingga dapat dipakai sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Keluaran SIG dapat berupa peta cetakan (hard copy), rekaman soft copy dan tayangan (display).
Dengan SIG, setiap orang dapat membuat peta dan kemudian mengubah atau memodifikasinya dengan cepat kapan saja. Di samping itu, pengguna SIG juga dapat memproses ulang pembuatan peta dengan tingkat ketelitian tinggi kapan saja sebagaicontoh dalam pembuatan peta Amerika Selatan berdasarkan berbagai informasi atau tema yang tersedia.
Souce:
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1088/1/RUSDI-FST.PDF
https://skepticalinquirer.wordpress.com/2015/01/22/sistem-informasi-geografis-sig/
Sistem Informasi Geografis Pemetaan Wilayah Persebaran Pembangunan Fisik Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Sistem Informasi Geografis yang telah dirancang dan diproduksi dalam penelitian ini, diharapkan dapat membantu persebaran pembangunan fisik PNPM yang berada di Kecamatan Semin.
Selanjutnya, menganalisis persyaratan sistem, perangkat lunak yang digunakan dalam membangun aplikasi ini adalah PHP (Pear Hypertext Prepocessor) sebagai bahasa pemograman, MySQL sebagai database server, dan metode yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah dan pengumpulan data melalui wawancara serta data sebelumnya yang telah terarsipkan berupa file,ini mempermudah masyarakat karena program ini dapat menampilkan lokasi dimana pembangunan berlangsung, sumber dana pembangunan, tapi sistem ini juga punya banyak masalah contohnya Pemetaan pembangunan fisik PNPM di Kecamatan semin belum terorganisir dalam SIG.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menghasilkan sistem informasi tentang pembangunan fisik PNPM di Kecamatan Semin berbasis Web menggunakan SIG.
2. Uji coba Sistem Informasi Geografis yang telah dibuat kepada User.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.upy.ac.id/741/1/Dokumen%201.pdf_hlm.%20sampul%2C%20abstrak%2C%20persetujuan...hingga%20Daftar%20Isi%20dan%20BAB%20I.pdf
Pengembangan Database Spasial untuk Pembuatan Aplikasi Berbasis GIS
ABSTRAK : Sistem Informasi Geografi tidak hanya menangani peta atau gambar, tetapi yang terpenting adalah kemampuan menangani database dalam volume besar. Konsep database merupakan pusat dari SIG dan merupakan perbedaan utama antara SIG dan sistem drafting sederhana atau sistem pemetaan komputer yang hanya dapat memproduksi keluaran berupa grafik yang baik. Pengembangan Database Sistem Informasi yang terbentuk memiliki stuktur topologi data spasial , dan bisa digunakan sebagai data dasar untuk membuat bermacam aplikasi yang berbasis Sistem Informasi Geografi. Database internal terbentuk secara otomatis dari hasil rancangan data spasial, database ekternal bisa direlasikan dengan database internal untuk menghasilkan database Sistem Informasi Geografi yang baru hasil penggabungan.
PENDAHULUAN
Sistem Informasi Geografi tidak hanya menangani peta atau gambar, tetapi SIG menangani database. Konsep database merupakan pusat dari SIG dan merupakan perbedaan utama antara SIG dan sistem drafting sederhana atau sistem pemetaan komputer yang hanya dapat memproduksi keluaran berupa grafik yang baik. Database berisi informasi tentang sumber daya lahan yang meliputi struktur tanah, hidrologi dan sistem panen yang bertujuan untuk pembuatan berbagai aplikasi Agro-Cultural berbasis Sistem Informasi Geografi. Pengembangan database Sistem Informasi Geografi dibuat dengan kemampuan untuk menyimpan data dengan volume yang besar yang nantinya bisa digunakan untuk berbagai macam aplikasi berbasis Sistem Informasi Geografi. Studi area dilakukan di wilayah Kabupaten Pemalang. Dengan pertimbangan Potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Pemalang dengan beberapa rekomendasi yang dapat digunakan sebagai dasar dalam perencanaan dan pengembangan untuk berbagai aplikasi berbasis Sistem Informasi Geografi dengan sumber daya lahannya sebagai data masukan.
Database Spatial dan non Spatial SIG dirancang untuk menyimpan dan mengelola informasi lapisan tanah, batas administratif, jalan-jalan, area irigasi, elevasi, iklim dan penggilingan padi dalam Sistem Informasi Geografi (GIS). Database yang terbentuk dilengkapi dengan attribut-attributnya disimpan sebagai database relasional yang bisa diimpor ke berbagai aplikasi GIS. Pengembangkan Database Sistem Informasi Geografi dibuat dengan tujuan digunakan untuk pembuatan berbagai aplikasi berbasis Sistem Informasi Geografi dengan cara membangun infrastruktur database spasial sumber daya lahan yang digunakan sebagai database masukan. Pembuatan peta digital dan penambahan obyek data spasial berupa peta tematik (bertema) untuk wilayah Kabupaten Pemalang.
LANDASAN TEORI
Sistem Informasi Geografi Sistem Informasi Geografi (SIG) merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan secara digital untuk menggambarkan dan menganalisa ciri-ciri geografi yang digambarkan pada permukaan bumi dan kejadian-kejadiannya (atribut-atribut
Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK Volume X, No.3, September 2005 : 133-142 ISSN : 0854-9524
Pengembangan Database Spasial untuk Pembuatan Aplikasi Berbasis Gis 134
non spasial untuk dihubungkan dengan studi mengenai geografi) [Feick et all,1999;Tuman,2001]. Sistem Informasi Geografi adalah sistem yang berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasiinformasi geografi. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisa obyek-obyek dan fenomena dimana lokasi geografi merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan demikian SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan berikut dalam menangani data yang bereferensi geografi: (a) masukan, (b) manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), (c) analisis dan manipulasi data, (d) keluaran [Aronoff,1989].
Database Spatial Basisdata Spasial mendeskripsikan sekumpulan entitas baik yang memiliki lokasi atau posisi yang tetap maupun yang tidak tetap (memiliki kecenderungan untuk berubah, bergerak, atau berkembang) . Tipe-tipe spasial ini memiliki propertis topografi dasar yang memiliki lokasi, dimensi, dan bentuk (shape). Hampir semua SIG memiliki campuran tipe-tipe entitas spasial dan non-spasial. Tipe-tipe nonspasial tidak memiliki properti topografi dasar lokasi . Database spasial meliputi kondisi tekstur tanah, erosi, lereng, ketinggian, jenis tanah, tempat pengambilan sumber bahan bangunan dan penyebaran pemukiman yang dikonstruksikan sebagai ulasan dalam suatu vektor Sistem Informasi Geografi. Dimana atribut-attributnya disimpan sebagai database
relasional yang bisa diimpor ke model tata ruang.
Database Sistem informasi Geografi SIG menyimpan data dalam bentuk ‘peta’ berupa bentuk geometri/spasial (titik, garis dan atau area/poligon) dan informasi disimpan dalam bentuk attribut/deskriptif. Saat ini SIG dikembangkan dengan menggunakan sistem-sistem manajemen basisdata (DBMS) yang telah ada sebelumnya. Terdapat 2 (dua) pendekatan untuk menggunakan DBMS di dalam SIG. 1. Pendekatan solusi DBMS total. Pada pendekatan ini , semua data spasial dan non spasial diakses melalui DBMS sehingga data-data tersebut harus memenuhi asumsiasumsi yang telah ditentukan oleh perancang DBMSnya. 2. Pendekatan solusi kombinasi. Pada pendekatan ini, beberapa (tidak semua) data (pada umumnya berupa table-tabel attribute berikut relasi-relasinya) diakses melalui DBMS karena data-data tersebut telah sesuai dengan modelnya. System ini (missal berlaku pada Arc/Info) biasanya mengadopsi dua system basisdata—yang pertama untuk data spasial (ARC pada Arc/Info) dan yang kedua untuk data non spasial yang dikelola oleh sistembasisdata yang khusus dirancang untuk data non-spasial (INFO pada Arc/Info).
METODOLOGI
Metodologi Perancangan BasisData Tahapan-tahapan di dalam melakukan perancangan basisdata, dengan dua pendekatan yaitu 1) Tingkat Paket Kerja [Hoyer98] dan 2) Three Schema Architecture (TSA) [Prahasta 2005]. Metode Perancangan Basisdata Sistem Informasi Geografi Perancangan basisdata SIG pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan perancangan basisdata pada umumnya (non SIG).perbedaanya pada prinsipnya hanya pada masa tahap internalnya, khususnya tahap perancangan fisik yang erat kaitannya dengan jenis perangkat keras dan perangkat lunak DBMS yang digunakan sebagai tools beserta mekanisme-mekanisme bagaimana mengimplementasikan basisdatanya. Perancangan Basisdata SIG mencakup tahapan : 1. Requirement Data (basisdata) spasial. 2. Melibatkan Entiti Spasial, dan entiti Spasial Tambahan 3. Relasi Entiti berdasarkan koordinatkoordinat objek
4. Entiti dengan flat table 5. Relasi spasial entity dan topologi 6. Relasi entity pada model data spasial raster 8. Relasi-relasi ganda dan multi-entiti (N-ary relation) 7. Keterbatasan jumlah ‘field atau attribut’ terkait pada model data raster 8. Attribut atau field di luar perancangan 9. Perancangan Basisdata parsial 10. Penjagaan Integritas basisdata [Prahasta,2005]
DESAIN DAN PEMBAHASAN
Tahapan Proses Pembuatan BasisData Spasial
PEMBUATAN PETA Proses untuk membuat (menggambar) peta dengan GIS jauh lebih fleksibel, bahkan dibanding dengan menggambar peta secara manual, atau dengan pendekatan kartografi yang serba otomatis yang dimulai dengan membuat gambar peta yang sudah ada bisa digambar dengan digitizer, dan informasi tertentu kemudian bisa diterjemahkan ke dalam GIS. Database kartografi berbasis GIS dapat bersambungan dan bebas skala. Peta-peta kemudian bisa diciptakan terpusat di berbagai lokasi, dengan sembarang skala, dan menunjukkan informasi terpilih, yang mencerminkan secara efektif untuk menjelaskan suatu karakteristik khusus. Karakteristik Pembuatan Database Spatial � Data dibuat dalam beberapa tipe yaitu : polygon (area), line (garis) dan point (titik) . � Masing-masing obyek yang dibuat memiliki identifier (ID) / pengenal yang unik (tidak dimiliki oleh obyek lain selain obyek yang sama dengan dirinya sendiri).
KESIMPULAN
1. Pengembangan Database Sistem Informasi yang terbentuk memiliki stuktur topologi data spasial , dimana pembuatan databasenya berkaitan erat dengan jenis perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan sebagai tools beserta mekanismemekanisme dalam mengimplementasikan basisdatanya.
2. Database yang terbentuk sebagai data dasar bisa digunakan dalam membuat bermacam aplikasi yang berbasis Sistem Informasi Geografi, baik dalam skala besar maupun kecil dengan kemampuan manajemen dan analisa volume data yang besar.
3. Database internal terbentuk secara otomatis dari hasil rancangan data spasial, database ekternal bisa direlasikan dengan database internal untuk menghasilkan database Sistem Informasi Geografi yang baru hasil penggabungan.
DAFTAR PUSTAKA
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=7368&val=544
Navigation